Headlines News :

bukan anak raja, anak ulama, dan bukan anak pejabat.

bukan anak raja, anak ulama, dan bukan anak pejabat.
Home » » WAWANCARA

WAWANCARA

Written By Afriadi on Saturday, March 28, 2015 | 8:19 PM



Resume dari buku Luwi ishwara 


           
Pada sebuah kasus yang dicontohkan dalam buku Luwi Istrawi, kita dapat memetik pelajaran yang berharga dalam teknik wawancara. Dengan menyimpan dahulu pertanyaan keras yang akan kita tanyakan, dan menanyakannya diakhir. 

  

Prinsip Dasar

         Pengertian orisinal dari wawancara adalah pertemuan tatap muka. Wawancara dapat melibatkan interaksi verbal antara dua orang atau lebih, tetapi biasanya diprakarsai untuk maksud  khusus dan biasanya difokuskan pada suatu masalah khusus.
                Ada beberapa prinsip dasar wawancara, yaitu:
Pertama
                Dari definisinya, wawancara adalah sebuah konversasi atau perbincangan. Biasanya dilakukan antara dua orang, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atas nama audiences yang tidak tampak. Konversasi ini biasanya berupa pertukaran informasi yang bisa menghasilkan suatu tingkat intelegensia yang tidak dapat dicapai oleh orang bila dilakukannya sendiri.
Kedua
                Dalam sebuah wawancara, tidaklah berarti bahwa wartawan harus banyak bicara. Yang baik justru sebaliknya.  Namun wartawan memiliki tanggung jawab yang serius untuk melakukan pekerjaan dalam mempersiapkan wawancara sehingga tingkat konversasi tidak seperti ditaman kanak-kanak. Selanjutnya dianjurkan agar wartawan, dengan mata yang ditujukan kepda kebutuhan dan kepentingan audiences yang tak tampak, akan mengajukan macam pertanyaan yang akan mendapat jawan yang sesuai untuk pembaca.
Ketiga
Melalui sebuah wawancara, dianjurkan agar wartawan menjadi ahli setelah meneliti suatu topik dengan mendalam. Dengan hal ini, orang akan lebih berterus terang jika terbuka dan berterus terang.

Prinsip Praktis

1. Terbuka dan beri perhatian.
                Reportase, kata AJ. Liebling, umumnya adalah menaruh perhatian pada setiap orang yang anda jumpai. Anda tidak harus menyukai setiap orang yang anda wawancara.

2. Anda akan menuai hasil dari apa  yang anda tanam.
                Gunakan pertanyaan yang sesuai tema yang akan kita liput, karena dengan pertanyaan yang sesuai dan bagus akan menimbulkan jawaban yang bagus pula.
3. Orang akan bicara lebih bebas jika mereka senang.
                Disaat wawancara kita harus bisa membuat suasana senyaman mungkin, agar narsumber tidak merasa terkekang. Contohnya dengan cara membumbui pertanyaan-pertanyaan yang akan kita utarakan dengan lelucon. Sehingga narasumber tidak merasa diwawancarai media.
4. Dalam konversasi anda harus menambang berton-ton bijih untuk mendapatkan satu garam emas.
                Membuat cerita atau berita semenarik mungkin sehingga enak dibaca, meski si narasumber  menjawan pertanyaan kita sebisanya.
5. wawancara dianggap berhasil bila yang diwawancarai merasa bebas untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan.
                Menghaargai informasi yang diutarakan narasumber sehingga sinarasumber tidak merasa diadili ketika diminta keterangannya.  

Sepuluh Tahapan Wawancara   

1. Jelaskan maksud wawancara.
                Wawancara tanpa tujuan yang jelas cenderung akan ngalor-ngidul tidak menentu. Tujuannya harus diketahui kedua belah pihak.
2. Lakukan riset Latar Belakang.
                Pelajari topik yang anda ambil sebelum melakukan wawancara langsung, bisa membaca buku, menonto tv, mengkaji data penting dan lain sebagainya. Intinya anda harus tau apa yang anda tanyakan.
3. Ajukan, biasanya melalui telepon, janji untuk wawancara. Buat janji kepda narasumber dan beritahukan tujuan atau topik yang akan kita wawancarai, agar narasumber siap saat ditanya.
4. rencanakan strategi wawancara anda. Buat susunan pertanyaan yang bagus.
5. Temui Responden.
6. Ajukan pertanyaan serius anda yang pertama.
7. lanjutkan menuju inti dari wawancara.
8. Ajukan pertanyaan keras ( yang sensitif dan menyinggung) bila perlu.
9. pulihkan, bila perlu, dampak dari pertanyaan keras tersebut.
10. akhiri dan simpulkan wawancara.


Resume dari buku PJTV

WAWANCARA 

                Ada banyak bentuk wawancara didalam berita televisi, walaupun tujuannya adalah selalu sama:  menggali informasi dari narasumber dengan cara bertanya dengan pertanyaan yang sistematis.
Wawancara Reporter di Lokasi.
                Ada beberapa jenis wawancara:
1. EKSPOSUR (penyingkapan): Reporter memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sulit kepada orang yang bertanggung jawab.
2. INFORMATIF: Para saksi mata atau ahli yang dapat memberikan sebuah pandangan atau penjelasan.
3. REAKTIF: Reaksi sepontan atau yang langsung terhadap suatu kejadian dramatis, seperti meninggalnya seorang politikus yang terpandang.
4. EMOSIONAL: Tanggapan dari seorang korban atau keluarga dari korban.
5. DI AMBANG PINTU ( DOORSTEP): menjumpai narasumber yang enggan berkomentar, seperti narasumber dari politikus yang terjangkit kasur korupsi.

WAWANCARA DI LOKASI: PERTIMBANGAN_PERTIMBANGAN TEKNIS.

1. Mata adalah bagian dari wajah yang paling penting. Mata harus selalu diletakkan kira-kira sepertiga dari bagian atas frame pada garis “golden mean”
2. Arah mana yang dilihat oleh narasumber adalah “eye line” (garis mata). Pemirsa harus merasa terlibat dalam dengan sang narasumber, jadi kamera harus diletakan sedekat mungkin kepada “ eye line” dari narasumber.
3. selalu gunakan tripod.
4. jika narasumber sedang duduk, kamera dan reporter harus pada ketinggan yang sama.
5. jangan pernah biarkan seorang narasumber melihat langsung kekamera . usahakan narasumber menghadap narasumber.
6. gunakan mikrofon atau clip on dengan bagus.
7. jika lokasi ribut/bising , dekatkan mikrofon sedikit ke arah mulutnya agar tedengar informasi yang ia sampaikan.
8. matikan telpon saat wawancara agar tidak mengganggu dalam proses wawancaranya.
9. perhatikan latar di belakang narasumber, hindari cahaya terang dibelakangnya.
10. hindari latar belakang yang datar dan kosong.
11. hubungkan latang di belakangnya dengan topik yang kita ingin wawancara atau latar belakang pekerjaan si narasumber.
12. pembicaraan dengan narasumber untuk menyebutkan gelarnya memberikan kamerawan sebuah kesempatan untuk memeriksa kualitas suara, sementara jurnalis mengetahui informasi lebih awal.
13. jangan terlalu banyak bergerak bagi kameramen, agar saat di edit tidak sulit.
14. Medium Close Up (MCU)  adalah pengambilan gambar wawancara yang baku. Anda cukup dekat untuk melihat narasumber, sementara pada saat yang sama itu memberi ruang bagi “super” ( tulisan dibagian bawah layar yang menjelaskan namadari narasumber).
15. jika anda memiliki lebih dari satu wawancara didalam paket anda ( seperti biasa anda lakukan), filmkan wawancara yang berbeda dengan eyeline yang berlawanan. 

VOX POPS PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN EDITORIAL 

1. Vox pop adalah kependekan dari vox populi dalam bahasa latin berarti “suara dari rakyat”. Di televisi, itu adalah sebuah cara yang cepat dan mudah untuk memperlihatkan reaksi masyarakat atas sebuah objek.
2. vox pop cocok untuk objek-objek ringan, tetapi bisa digunakan untuk objek menarik dimana terdapat keragaman pendapat.
3. pergunakan pertanyaan yang sama saat mewawancarai banyak orang.
4. jangan tanyakan pertanyaan tertutup.
5. usahakan untuk memperoleh jawaban dari beragam pihak.
6.ambillah pendapat namun harus berimbang.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN TEKNIS 

1. waspadalah terhadap suara–suara latar. Misalnya suara kendaraan yang bising membuat suara narasumber tidak kedengaran.
2. Jika anda memiliki pendapat dari pria maupun wanita, pertimbangkan secara bergiliran.
3. selalu ubah eye line diantara kepala orang yang berurutan dalam vox pop.

WAWANCARA STUDIO

                Wawancara yang dilakukan dalam studio efektif jika narasumbernya adalah seorang yang memiliki otoritas dalam sebuah kebijakan yang kontroversial atau tidak populer.
1. bagi pewawancara teliti sebanyak-banyaknya setiap tema yang akan dibawakan.
2. Jangan merendah di depan narasumber anda, betapapun tinggi kedudukannya.
3. Anda harus selalu mengendalikan jalannya wawancara.
4. Jangan bersikap arogan atau agresif, bahkan jika narasumber berlaku luar biasa mengesalkan atau tidak pantas.
5. Pertanyaan harus singkat dan rinci.
6. Jangan takut untuk mengulangi pertanyaan.
7. Jangan terburu-buru untuk mengisi jeda.
8. Berikan kesempatan narasumber untuk mengulangi jawabannya jika ia gugup.
9. Tangkap eye line narasumber. 

WAWANCARA DENGAN SYARAT

                Jika narasumber meminta dahulu susunan pertanyaan dan kita mengiyakan, gunakan pertanyaan tambahan dari jawaban-jawabannya.
                Media memiliki akses kepada para pemilih- tetapi tanggung jawab utama media adalah kepada seluruh masyarakat. Jurnalis wajib melayani hak dari masyarakat untuk mengetahui, memperoleh kebenaran.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

kalender

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SHARE AF - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template