PANTAI PESONA RUPAT UTARA SURGA PANTAI DI RIAU

 
Hari ketiga, menyonsong mentari pagi  kami bertolak kepulau rupat, tepatnya pukul setengah sepuluh kami meninggalkan pulau sumatera menuju pulau rupat dengan kapal roro. keberangkatan kapal roro disini ada setiap sejam sekali berbeda dengan pulau bengkalis yang setiap setengah jam sekali kapal roro bersandar didermaga. Dengan jam operasi dari jam 6 pagi hingga jam 5 sore. Mengenai tiket, untuk pengendara motor dengan dua penumpang hanya mengeluarkan uang sebanyak  Rp.31000 anda sudah bisa nyeberang. Menyusuri laut kota dumai dengan pemandangan kapal-kapal besar yang bersandar di pelabuhan ekspor impornya. Dimalam hari pelabuhan besar ini terlihat cantik, lampu-lampu kapal terlihat indah. Serruu dah..hahahha.

Oke sob, setengah jam diatas kapal akhirnya kita bersandar di pulau rupat. Hati kecil saya bergejolak senang karena akhrinya bisa menginjakkan kaki di pulau ini, walaupun masih membutuhkan 2 jam perjalanan darat. Hahaha.. nah jika sudah turun dari kapal sobat harus menyususri jalanan aspal beton dan juga jalan batu. Dari pantauan saya sob, kondisi jalan di pulau ini dalam peroses pembangunan jadi tak heran jika kita menemui jalan separuh beton dan jalan separuh berbatu.

Ada banyak cerita yang saya dapat di pulau yang memiliki pantai terbagus di Provinsi Riau ini, mulai dari keramahan masyarakatnya dan juga keindahan pantainya. Kami sampai dilokasi sekitar jam 2 siang, dipanas yang terik kami nikmatin pemandangan indah. Tak peduli dengan perut lapar, tak peduli juga dengan panasnya matahari.

Tak henti hati ini berdecak kagum dengan alam yang satu ini, masyarakat mengenal pantai ini bernama pantai pesona rupat utara, terletak di pulau rupat, Bengkalis, Riau.pulau yang satu ini berhadapan langsung dengan Selat Malaka Malaysia, menurut masyarakat setempat bila cuaca bagus dimalam hari kita bisa melihat lampu-lampu dinegeri tetangga tersebut.

Pantai ini dahulunya memiliki nama yang berbeda-beda sesuai penamaan dari warga masing-masing desa yaitu Pantai Tanjung Lapin, Pantai Tanjung Rhu maupun Pantai Tanjung Punak.

Pulau Rupat sendiri memiliki luas 1.524,84 km2, yang sebenarnya merupakan gabungan 4 pulau yang seakan-akan menyatu menjadi sebuah pulau. Terdiri atas 2 kecamatan yaitu Kecamatan Rupat dan Kecamatan Rupat Utara.

Kecamatan Rupat berada di selatan Pulau Rupat dan memiliki 10 desa yaitu, Makeruh, Batu Panjang, Hutan Panjang, Pangkalan Nyirih, Pergam, Sei Cingam, Sukarjo Mesim, Tanjung Kapal, Terkul, dan Teluk Lecah.

Kecamatan Rupat Utara seperti namanya, berada di utara Pulau Rupat dan memiliki 5 desa yaitu Kadur, Tanjung Medang, Tanjung Punak, Teluk Rhu, dan Titi Akar.

Kedua kecamatan ini memiliki potensi yang berbeda-beda. Kecamatan Rupat Utara memiliki potensi wisata air dengan pantai pasir yang sangat indah. Pantai inilah yang disebut Pantai Pesona Pulau Rupat Utara yang menjadi objek pengembangan wisata pantai Kabupaten Bengkalis.

Pantai ini memanjang dari timur ke barat dan berhadapan langsung dengan Tanjung Rusa di Port Dickson–Malaysia. Daerah pantai yang memiliki kelompok tanah mineral dengan tingkat perkembangan muda, baik dengan ciri hidromorfik maupun tanpa ciri hidromorfik.

Pantai Utara ini dapat melihat kapal-kapal nasional dan internasional yang melintas, hal ini didukung keadaan laut yang memiliki kedalaman 10-30 meter.

Pantai yang satu ini menurut saya masih jauh dari sentuhan pemerintah alias masih asri, ditepian pantai hanya ada tempat peristirahatan kecil dengan ukuran skitar 3x3 meter, tidak ada jejeran kedai selayaknya tempat wisata, waarung makan juga tidak ada. Untuk warung makan, kedai hanya ada di sekitar pemukiman masyarakat desa. Dihari biasa ditepian pantai kita hanya melihat aktifitas nelayan setempat dan juga anak-anak stempat yang asik mandi. Menurut saya tempat ini saya rasa seperti desa biasa umumnya, ya seperti tidak ada potensi wisata. Buat sobat yang berniat mampir kesini dan menginap, masyarakat menyediakan tempat penginapan home stay namun hanya beberapa tidak banyak. Oya untuk masalah  makan harganya tida mahal masih wajar dikatong, seporsi nasi plus lauk disini dibandrol Rp. 15.000. terjangkau kan. hehhe

Buat sobat yang ingin paket hemat seperti saya, sobat bisa nginap di masjid sementara dan juga bisa membawa sambal dari rumah. Nasi bisa kita beli di warung makan dengan Rp.7000/porsi. Lumayan hemat lah. Hahhahaha

Hari mulai gelap, sang mentari perlahan hilang dimata. Namun saya masih menikmati hempasan ombak. Suasana seperti ini langka dirasa jadi tak mau saya sia-siakan. Hingga adzan magrib berkumandang kami baru beranjak dari tepian pantai, menuju rumah Allah untuk menunaikan sholat magrib. Petualang yang  baik adalah petualang yang menjaga sholatnya, menikmati ciptaannya jangan sampai kita melupakan yang menciptakan. Selain menunaikan kewajiban sebagai muslim kita juga bisa silaturrahmi dengan masyarakat sekitar, seusai sholat magrib kami bercengkrama dengan masyarakat, disinilah kami rasakan keramahan masyarakt di pulau ini, mereka sangat welcome. Kami juga sempat diundang kerumah salah satu warga yang pada malam itu kebetulan ada acara kecil-kecilan dirumahnya, kami disambut dengan hangat dan diperkenalkan langsung oleh tokoh masyarakat stempat didepan masyarakat lainnya. Senyuman hangat serta suguhan masakan mereka keluarkan, tak kami sia-siakan momen ini untuk mengisi perut sekenyang-kenyangnya. Alhamdulillah rezeki anak sholeh, hehhe.

Kami sempat bercerita tentang pantai yang kami kunjungi itu, sedikit miris mendengar ceritanya. Dahulunya pantai ini lebih cantik dari ini namun karena adanya penambangan pasir yang dilakukan masyarakat tionghoa untuk pembuatan rumah burung wallet mengurangi keelokan pantai ini. tapi tenang sob masyarakat setempat kala itu cepat-cepat melapor kepemerintah dan langsung ditanggapi dan melarang penambangan. Jika sobat ke pantai ini sobat masih bisa melihat ada lekukan-lekukan tanah yang sempat dikeruk ini.

“Dulu lagi cantik,” ungkap masyarakat setempat dengan logat melayu.

Meski begitu menurut saya pantai ini masih cantik dan sangat cantik, hamparan pasir putih sepanjang 12 km yang membuat pantai ini unik. Laut hijau ditambah pepohonan kelapa, cemara membuat pantai ini menakjubkan. Tapi tak terbayang oleh saya sob, jika tidak ada penambangan pasir dahulunya pantai ini pasti sangat-sangat cantik seperti yang diungkapkan penduduk setempat. Saya berharap hal ini tidak terjadi lagi, karena Riau, Indonesia bahkan dunia bangga memiliki pulau rupat. Jadi stop pengrusakan alam, jaga seperti kita menjaga diri kita sendiri.

Oya saya sempat membaca harian tribunpekanbaru, ternyata pantai yang satu ini mirip dengan pantai sanur di timur Bali dengan pasir yang datar. Amazing bukan. Wowww..hahaha

Pantai Pesona Pulau Rupat ini menjadi salah satu dari lima daerah unggulan wisata dalam MasterPlan Pariwisata Nasional untuk Propinsi Riau yaitu Pulau Rupat, Candi Muara Takus, Istana Kesultanan Siak, Bukit 30 dan Kota Pekanbaru.

Khusus Kota Pekanbaru lebih mengandalkan kepada Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE), sedangkan 4 daerah lainnya mengandalkan wisata alam, wisata sejarah, dan wisata religius.

Dipantai ini ada beberapa ivent besar, salah satunya ivent satu safar. Ivent yang satu ini dalam rangka menyambut bulan safar dalam kalender hijriah. Ada banyak perlombaan yang diselenggarakan, seperti lomba mancing, volly pantai, pacu sampan dll. infprmasi masyarakat setempat semua warga yang dipulau rupat akan berduyun-duyun ke pantai ini. masyakat luar pulau rupat bahkan touris manca Negara juga berdatangan. Sayang saya datang tidak pada event ini, tapi itu tidak jadi masalah, menikmati alam dengan pantai seperti ini saya sudah senang dan takjub, mudah-mudahan di event 1 safar tahun depan bisa berkunjung, aminn..